Jumat, 04 Desember 2020

Tanya jawab seputar Sejarah Perkembangan Pendidikan Islam

 

1.  Pendidikan Islam sebenarnya sudah ada sejak masa Rasulullah saw. dan mengalami perkembangan pada masa Daulah Bani Abbas. Jelaskan materi, metode, media serta sarana dan prasarana pada masa Nabi dan masa Daulah Bani Abbas, serta apa persamaan dan perbedaan antara kedua masa tersebut ?

JAWAB:

Pendidikan pada dasarnya sudah ada sejak pertama kali manusia yang pertama di ciptakan yaitu nabi Adam ‘alaihissalam. Nabi Adam di ajarkan tentang nama-nama benda yang ada di syurga pada saat itu oleh malaikat Jibril.

            Kemudian, pendidikan pada masa Nabi Muhammad shollallahu’alaihi wasallam pun sudah ada dan berkembang jika di bandingkan dengan masa nabi Adam. Pada Zaman Rasulullah yang di ajarkan pertama kali adalah materi tentang Iman. Dimana pada saat itu hampir sembilan puluh sembilan persen penduduk arab hidup dalam  kebodohan dan kejahiliyan dalam bidang akidah dan moral. Kemusyrikan yang melekat pada hati mereka di lunturkan dan dihilangkan dan digantikan dengan pendidikan meng-Esakan dzat yang layak di sembah yaitu Allah subhanahuwata’ala.

            Setelah keimanan mereka sudah kokoh, barulah kemudian Rasulullah mengajarkan tentang Islam. Diajarkan tentang poin-poin rukun islam yang lima dan cara mengaplikasikannya dengan baik dalam kehidupan sehari-sehari.

            Setelah iman dan islam di ajarkan kepada keluarga, sahabat dan masyarakata pada saat itu, lalu mereka di ajarkan tentang Ihsan, yaitu suatu ajaran yang sifatnya selalu di awasi oleh manusia dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari, khususnya dalam melaksanakan ibadah. Ihsan adalah anta’budallaha ka annaka tarohu fa illam takun tarohu fa innnahu yarooka.

            Setelah itu yang di ajarkan kepada para sahabat khususnya dan masyarakat pada umumnya yaitu tentang hari kiamat dan tanda-tandanya. Empat materi pokok ini (Iman, Islam, Ihsan dan hari kiamat) yang beliau di ajarkan ini adalah sebagai panduan dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga mencapai tujuan hidup yaitu bahagia di dunia dan bahagia di akhirat sebagaimana doa beliau di dalam al-quran Robbana aatina fi dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaabannar.

            Metode yang beliau terapkan dalam mendidik ummat nya pada saat itu adalah dengan metode ceramah penyampaian materi, metode aplikasi atau penerapan dari materi tersebut dalam kehidupan sehari-sehari dan dialog. Sebagai contoh metode dan materi yang beliau ajarkan sesuai dengan hadits berikut :

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ ﷺ ذَاتَ يَوْمٍ، إَذْ طَلَعَ عَلَيْناَ رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ، شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إلَى النَّبِيِّ ﷺ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَمِ!
فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُولُ اللهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ البَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً»
قَالَ: صَدَقْتَ. فَعجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرِنِي عَنِ الإِيْمَانِ! قَالَ: «أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلاِئِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَومِ الآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ»
قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِحْسَانِ! قَالَ: «أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ» قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ! قَالَ: «مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ» قَالَ: فَأخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِها! قَالَ: «أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنْ تَرَى الحُفَاةَ العُرَاةَ العَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي البُنْيَانِ» ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ: «يَا عُمَرُ! أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟» قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: «فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Artinya: Dari ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhu juga, ia berkata: pada suatu hari kami berada di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba datang kepada kami seseorang yang sangat putih pakaiannya, sangat hitam rambutnya, tidak nampak kalau sedang bepergian, dan tidak ada seorang pun dari kami yang mengenalnya. Kemudian dia duduk menghadap Nabi SAW, lalu menyandarkan lututnya kepada lutut beliau, dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas paha beliau.

Dia bertanya, “Ya Muhammad! Kabarkan kepadaku tentang Islam.” Maka, Rasulullah SAW bersabda, “Islam adalah Anda bersyahadat lâ ilâha illâllâh dan Muhammadur Rasûlûllâh, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah jika Anda mampu menempuh jalannya.”

Lelaki itu berkata, “Engkau benar.” Kami heran terhadapnya, dia yang bertanya sekaligus membenarkannya. Lelaki itu bekata lagi, “Kabarkanlah kepadaku tentang iman!”

Beliau (Nabi SAW) menjawab, “Anda beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan Anda beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.”

Lelaki itu menjawab, “Engkau benar.” Dia bekata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang ihsan!”

Beliau (Nabi SAW) menjawab, “Anda menyembah Allah seolah-olah melihatnya. Jika Anda tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihat Anda.”

Dia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang hari Kiamat!” Beliau menjawab, “Tidaklah yang ditanya lebih tahu daripada yang bertanya.” Dia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang tanda-tandanya.”

Beliau (Nabi SAW) menjawab, “Jika seorang budak wanita melahirkan majikannya, dan jika Anda melihat orang yang tidak beralas kaki, tidak berpakaian, miskin, dan penggembala kambing saling bermegah-megahan meninggikan bangunan.”

Kemudian lelaki itu pergi. Aku diam sejenak lalu beliau bersabda, “Hai ‘Umar! Tahukah kamu siapa yang bertanya itu?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.”

Beliau bersabda, “Sesungguhnya dia Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.”

            Dari hadits di atas dapat kita ketahui, bahwasanya metode yang beliau terapkan dalam pendidikan adalah ceramah dan dialog yang diterapkan dalam bentuk tanya jawab yang terjadi antara malaikat jibril dan nabi Muhammad shollallahu’alahi wasallam sedangkan para sahabat menyimak dengan seksama dari materi tersebut. Salah satu contoh lagi metode pngajaran Rasulullah dalam bentuk praktek adalah sabda beliau :

صَلُّوْاْ كَمَا رَاَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّيْ

“Solatlah kalian seperti aku shalat”

            Adapun media yang Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam terapkan adalah metode Majlis taklim, Talaqqi yaitu sistem belajar dengan mendatangi guru dimanapun guru tersebut berada dan pada saat itu guru utamanya adalah Rasulullah. Sarananya berupa masjid, rumah Rasulullah, rumah sahabat dan majlis musyawarah lainnya dan biasanya beliau melakukannya di Darunnadwah, yaitu semacam majlis halaqoh untuk pertemuan para qadhi yang beliau tunjuk pada saat itu.

Sarana dan prasarana pada zaman Rasulullah hanya sebatas alat tulis berupa pelepah kurma, alat tulis dengan tulang dan alat tulis seadanya.

            Materi yang di pelajari dalam sistem pendidikan pada masa pemerintahan daulah Bani Abbasiyah yaitu tentang ilmu hadits, ilmu tafsir, Ilmu fikih, Ilmu Tasawuf, Ilmu filsafat, Ilmu kedokteran, ilmu astronomi, ilmu matematika, ilmu seni ukir dan ilmu pengetahuan lainnya.

            Metode yang diterapkan pada masa bani abbasiyah yaitu Khalifah Abbasiyah memerintahkan kepada para kholifah daerah atau yang mewakilinya untuk mendalami ilmu kedokteran Yunani dan sistem pengobatannya, mendalami ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya dengan cara menterjemahkan buku-buku yang berbahasa Yunani kedalam bahasa arab. Pada masa kholifah Harun Arrasyid di kirim utusan ke Romawi untuk mencari buku-buku ilmu pengetahuan kemudian di terjemahkan kedalam bahasa arab. Kegiatan penerjemahan buku-buku ini meningkat ketika kepemimpinan bani Abbasiyah di pegang oleh kholifah Al-Makmun. Dalam kegiatan ini, penerjemahan sebagian besar adalah karangan Plato dan Aristoteles  serta buku-buku filsafat lainnya. Dengan demikian, kaum muslimin dapat membaca karya-karya tersebut. Golongan yang banyak tertarik pada filsafat Yunani adalah kaum Muktazilah. Beberapa kaum Muktazilah yang banyak mempelajari Filsafat Yunani adalah Abu Huzail al-Allaf, Ibrahim An-Nazzam, Bisyr al-Mu’tamir dan al-Jubba’i. Pengaruh filsafat Yunani terlihat dalam pemikiran-pemikiran mereka. Oleh karena itu, corak pemikiran kaum Muktazilah adalah rasional dan pada saat itu pengaruh terbesar nya adalah pemikiran Muktazilah.

            Media yang di terapkan adalah dengan mengambil referensi atau rujukan buku-buku ilmu pengetahuan berbahasa Yunani, lalu di terjemahkan ke dalam bahasa arab. Secara teoritisnya ilmu kedokteran dan ilmu pengetahuan lainnya di ajarkan di masjid dan madrasah-madrasah, tetapi secara prakteknya di lakukan di rumah-rumah sakit yang ada. Penghubung yang paling penting antara tradisi kedokteran islam dan kedokteran sebelumnya adalah Perguruan di Jundisabur (sekarang wilayah iran), dan daerah ini menjadi pusat kedokteran pada saat itu, kemudian kholifah  Ja’far al-Mansur memindahkan pusat kedokteran tersebut ke Baghdad. Ahli kedokteran Islam pada mulanya mendirikan tempat-tempat penelitian dan praktek dengan alat-alat yang di datangkan dari Yunani. Dalam perkembangannya mereka mendapatkan temuan-temuan asli dalam ilmu kedokteran. Kitab-kitab yang dikarang ilmuan islam lebih maju dari kitab-kitab terjemahan. Jika pada abad ke -8 M dan 9 M orang islam masih menjadi murid nya Yunani, tetapi pada abad ke 10 M dan 11 M mereka menjadi guru bagi orang-orang kristen dan Yahudi. Pengarang ilmu kedokteran Islam yang pertama adalah Ali bin Rabban at-Tabari yang menulis buku al-Hikmah pada tahun 850 M. Bukunya memuat pembahasan dalam bidang patologi, farmakologi, dan diet lalu kemudian bermunculan para ahli kedokteran selanjutanya.

            Sarana untuk menggali ilmu pengetahuan dalam pendidikan saat itu yaitu Baitul hikmah yang didirikan oleh kholifah al-Makmun, dan perintis utamannya adalah kholifah Harun al-Rasyid. Tempat ini digunakan untuk menterjemahkan buku-buku  berbahasa Yunani dan suriah ke dalam bahasa arab. Di dalamnya terdapat perpustakaan yang sangat lengkap, terdapat ruang baca dan tempat tinggal bagi para penerjemah serta memiliki ruang pertemuan untuk berdiskusi bagi para ilmuwan dan tempat pengamatan bintang. Pelaksanaan penterjemahan pertama kali yaitu dari bahasa Suriah ke arab, kemudian dari Bahasa Yunani ke bahasa arab.

Persamaan Pendidikan zaman Rasulullah dengan masa Bani Abbasiyah adalah :

·         Sama –sama mengkaji ilmu pengetahuan

·         Semangat menggali ilmu pengetahuan masih tinggi dan tidak ada kata selesai

·         Pendidikan masih terpokus kepada akidah, syariat islam dan perluasan wilayah

Perbedaan Pendidikan pada masa zaman Rasulullah dengan Bani Abbasiyah adalah :

        ·     Sumber ilmu hanya satu, yaitu Rasulullah sendiri

Sedangkan di zaman bani Abbasiyah sumber ilmu di ambil dari para pilsafat Yunani dan Aristoteles melalu karya-karyanya

·       Di zaman bani Abbasiyah menggali ilmu pengetahuan dilakukan besar-besar dengan jalan penterjemahan buku-buku Yunani, sedangkan di zaman Rasulullah langsung menanyakan  ke Rasulullah

·       Pendidikan masih terpokus kepada akidah, syariat islam dan perluasan wilayah dizaman Rasulullah, sedangkan dizaman Bani Abbasiyah Pendidikan islam mulai berkembang mendalami kedokteran, ilmu filsafat dan lainnya.


2.   Pada masa Daulah Bani Umayyah di Spanyol, institusi pendidikan Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat. Jelaskan pusat-pusat pendidikan Islam di Spanyol dan pengaruhnya terhadap kemajuan Barat di Eropa ?

JAWAB     :

       Lembaga-lembaga pendidikan pada masa Dinasti Umayyah pada umumnya adalah sebagai berikut: kuttab, halaqah, majelis, masjid, ribath, rumah-rumah ulama, toko buku dan perpustakaan, rumah sakit.

Universitas yang pertama kali di bangun yaitu Universitas Cordova. Lembaga pendidikan ini menjadi cikal bakalnya pusat pendidikan dan peradaban islam di spanyol. Keberadaan universitas cordova telah menarik perhatian para pelajar yang bukan hanya datang dari Spanyol tetapi juga dari tempat lain seperti Eropa, afrika, dan Asia. Di Universitas ini terdapat jurusan Astronomi, Matematika, Kedokteran, Teologi dan Hukum.

Disamping Universitas Cordova, terdapat juga Universitas Granada yang tidak kalah masyhurnya dengan Universitas Cordova. Universitas ini didirikan oleh Khalifah Nashariyah ketujuh yaitu Yusuf Abu al-Hajjaj. Di universitas ini gedung- gedugnya mempunyai gerbang yang diapit oleh patung-patung singa.

Kurikulum yang diajarkan di Universitas Granada ini meliputi kajian teologi, filsafat, ilmu hukum, kedokteran, kimia, dan astronomi. Adapun mahasiswanya banyak berasal dari kaum bangsawan yang tidak hanya dari Eropa tetapi berasal dari benua- benua yang lain seperti Afrika dan Asia.

Perpustakaan pada saati itu sebagai pusat pendidikan. Kemegahan pendidikan tinggi di Spanyol dibarengi dengan kemegahan perpustakaannya. Hampir setiap universitas yang ada selalu mempunyai perpustakaan yang letaknya berdampingan dengan gedung Universitas. Secara umum perpustakaan yang baru diketahui terdapat tujuh puluh buah yang tersebar di seluruh penjuru Spanyol. Perpustakaan terbesar saat itu terdapat di Cordova. Perpustakaan ini didirikan oleh khalifah Muhammad I yang kemudian di perluass oleh Abdurrahman III dan menjadi perpustakaan terbaik dan terbesar pada masa pemerintahan Al-Hakam II.

Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban islam, baik dalam bentuk hubungan politik, social, maupun perokomian, dan peradaban antarnegara. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada dibawah kekuasaan islam jauh meninggalkan negara-negaranya, terutama dalam bidang pemikiran dan sains disamping bangunan fisik.

Pemikiran terpenting bisa dilihat melalui pemikiran Ibn Rusy. Ia melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berfikir. Ia mengulas pemikiran Aristoteles degan cara yang memikat minat semua orang yang berpikiran bebas. Ia mengedepankan sunnatullah menurut pengertian islam terhadap pantheisme dan anthropomorphisme Kristen. Begitu besarnya pengaruh pemikiran ibn Rusy di Eropa hingga muncul gerakan Averroisme yang menuntut kebebasan berfikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa oleh gerakan Averroisme ini.

Pengaruh peradaban islam, termasuk didalamnya pemikiran ibn Rusyd ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di universitas-universitas islam di Spanyol, seperti universitas Granada, Cordova, Seville, Malaga. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuan-ilmuan muslim. Pusat penerjemahan itu ada di Toledo. Setelah pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah-sekolah dan universitas yang sama.

Universitas pertama di Eropa adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M, tiga puluh tahun setelah wafatnya Ibn Rusyd. Diakhir zaman pertengahan Eropa baru mendirikan delapan belas universitas. Didalam universitas itu ilmu yang mereka peroleh berasal dari universitas yang islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah pemikiran Al-Farabi, ibn Sina dan Ibn Rusyd.


3.  Pada masa Dinasti Turki Usmani, pendidikan Islam juga berkembang dan puncaknya terjadi pada periode modern ini. Jelaskan perbandingan pemikiran pendidikan pada masa Sultan Mahmud II dan masa Presiden Recep Tayyip Erdogan ?

JAWAB :

       Berawal dari adanya reformasi yang dilakukan di zaman modern yaitu pada masa Sultan Mahmud II ( Muhammad Al-fatih) yang di ikuti oleh sultan berikutnya yaitu Abdul Majid, di berbagai bidang termasuk di dalamnya pendidikan, karena pendidikan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi pengembangan pembaharuan kerajaan Usmani, hal ini dilakukan untuk mempertahankan daulah Usmaniah. Sultan Mahmud sadar bahwa madrasah tradisional tidak lagi sesuai dengan tuntunan zaman abad ke 19.

       Di masa pemerintahannya orang kurang giat memasukkan anak-anak mereka ke Madrasah dan mengutamakan mengirim mereka belajar keterampilan secara praktis di perusahaan industri. Kebiasaan ini membuat bertambah meningkatnya jumlah buta khuruf di kerajaan Usmani. Untuk mengatasi problem ini, Sultan Mahmud II mengeluarkan perintah supaya anak sampai usia dewasa jangan dihalangi untuk masuk madrasah.

       Reformasi pendidikan sekolah dasar kembali dilakukan Sultan Mahmud II. Perubahan itu antara lain; mewajibkan kehadiran siswa di kelas, dibuatnya sistem kelas, membuka sekolah asrama bagi anak-anak yatim, dan mengawasi kualitas guru. Administrasi sekolah pun mulai dikelola oleh Shaykh al-Islam.

       Pembaharuan tersebut kemudian berlanjut, hingga munculnya istilah tanzimat, bentukan dari kata nidzam, yang berarti mengatur, menyusun, dan memperbaiki Tanzimat atau reorganisasi kerajaan. Pendidikan dasar pun ikut mengalami perubahan. Sekolah-sekolah didata dan ditata ulang. Pemerintahan Usmani menegaskan tak boleh sembarang orang menjadi guru. Mereka yang berhak untuk mengajar di sekolah adalah guru yang mengantongi surat izin. Sejak saat itu mulai diterapkan sistem tingkatan kelas dan ujian bagi para siswa. Bidang pendidikan mendapat perhatian yang makin besar seiring dengan dibentuknya kementerian sekolah umum. Kementerian itu bertugas untuk menerapkan berbagai kebijakan di sekolah dan mengawasinya. Jenjang pendidikan dasar dibatasi sampai empat tahun dan setelah itu bisa melanjutkan ke sekolah lanjutan.

Sedangkan istem pendidikan yang di bangun oleh Erdoghan dengan cara memberikan beasiswa-beasiswa sebagai berikut :

·         Menggratiskan biaya pendidikan dimana semua biaya kuliah untuk Rakyat Turki di tanggung oleh pemerintah dan meningkatkan biaya riset atau penelitian ilmiah demi tujuan menjadi negara nomor satu pada tahun 2023.

·         Selain itu Erdogan juga mengembalikan kebiasaan lama yaitu pengajaran Al Quran dan Hadits di sekolah-sekolah negeri di Turki yang sudah lama dihilangkan, dan kebebasan berhijab di kampus- kampus di Turki.

·         Kebijakan mewajibkan pendidikan agama Islam dari tingkat sekolah dasar dan menengah untuk 12 jenjang kelas, Sebelum ini, pendidikan agama hanya tersedia di sekolah menengah berbasis agama-seperti Aliyah di Indonesia-yakni mulai di kelas 9. Dengan demikian, Erdogan telah membebaskan PAI dari stigma sebagai sebuah pendidikan formalitas demi memenuhi tuntutan sertifikasi akademik seorang pelajar.

·         Adapun pengajaran bahasa Arab sebagai bahasa kedua, diharapkan memungkinkan siswa untuk memahami Al- Qur'an. Dengan demikian, Turki bergerak maju untuk mengembalikan peradaban emasnya yang hilang, dengan langkah utama dan pertamanya yakni membumikan Al- Qur'an di wilayahnya yang merupakan pintu pembebasan bumi keberkahan Syam, sebagaimana Muhammad Al-Fatih pernah gemilangkan. Kemajuan pesat negara Turki dibawah kepemimpinan Erdogan sebagai perdana Menteri membuat Turki kini pada saat itu disegani sebagai salah satu negara terkuat di Eropa.


        Salah satu kebijakan Erdogan yang dianggap mengkhianati ideologi sekuler Turki adalah pencabutan larangan memakai jilbab. Padahal, sejak pendirian negara Turki sekuler oleh Mustafa Kemal Ataturk, jilbab sudah tidak lagi diperbolehkan berada dalam dinamika pemerintahan dan masyarakat Turki. Karena pelarangan jilbab itulah, Erdogan terpaksa menyekolahkan anak-anak gadisnya ke Amerika dan Eropa yang memang membolehkan siswi berjilbab. Hal ini karena demi menjaga jilbab agar tidak lepas dari busana anak- anak wanitanya.

        Fenomena inilah yang diperjuangkan Erdogan di Turki. Menurutnya kepada publik Turki, bagaimana mungkin Eropa dan Amerika yang jauh lebih sekuler dari Turki masih membolehkan siswi untuk mengenakan jilbab. Sementara Turki malah melarang. Erdogan pun akhirnya mengangkat logika ini untuk menyerang para anti Islam yang berlindung di balik topeng ideologi sekuler.


4. Other learning centers of Islam : Mosques and Praying Houses in Java. Jelaskan bagaimana hal ini bisa terjadi ?

JAWAB :

Pada zaman dahulu di nusantara ini, umat islam indonesia memusatkan kegiatan pembelajaran nya dilakukan di rumah-rumah yang dijadikan sebagai  kelas-kelas (calssical), kemudia lama-lama kelamaan berubah menjadi sebuah pesantren, jauh dari yang demikian itu, umat islam jawa telah mengenal istilah praying house (langgar) dan masjid sebagai pusat belajar pendidikan islam. Penggunaan langgar ini dijadikan sebagai pusat kegiatan belajar mengajar pada saat  itu, berkaitan erat dengan budaya sebelum pra-silam. Sebelum islam datang, bangunan langgar sudah dikenal sebagai  tempat ibadah agama hindu dan bhuda, juga merupakan sebagai tempat berkumpulnya anak-anak untuk belajar pengetahuan dan keterampilan-keterampilan.

        Setelah kedatangan para Da’i yang membawa ajaran islam, langgar mengalami islamisasi, sehingga  menjadi pusat pendidikan islam di jawa. Bermula dari langgar inilah kemudian sistem pendidikannya berubah menjadi sistem pesantren.


5. Dalam pendidikan, ada yang berpendapat bahwa Metode lebih penting dari pada Materi, Guru lebih penting dari pada Metode, sementara Ruh pendidik lebih penting dari pada Guru. Jelaskan pendapat Saudara menanggapi pernyataan tersebut ?

JAWAB :

       Saya sangat sependapat dengan pernyataan tersebut. Karena metode merupakan sebuah cara, tehnik atau bisa juga strategi untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik agar materi pengajaran cepat di pahami, membekas dan terekam dalam otak peserta didik sehingga bisa di amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran menggunakan metode dan tidak menggunakan metode akan berbeda hasilnya, baik dalam proses kegiatan belajar mengajar maupun output dari peserta didik itu sendiri. Selain metode, ada faktor lain yang mendukung baik tidak nya dalam pendidikan, yaitu adanya seorang guru.

       Guru, murobbi, adalah sumber ilmu dan juga pembimbing dari materi keilmuan yang disampaikan. Bahkan lebih jauh dari fungsi tersebut, guru merupakan orang yang akan bertanggung jawab dari apa yang diajarkannya kepada murid baik di dunia maupun di akhirat. Setiap orang bisa menjadi guru, tetapi tidak semua guru memiliki ruh Pendidik.

            Ruh pendidik adalah sebuah kekuatan yang lahir dari dalam hati para guru untuk selalu berusaha mencerdaskan anak bangsa dan bermoral yang baik. Guru yang memiliki ruh pendidik akan lebih ikhlas, isitiqomah dan selalu berusaha memperbaiki cara mengajarnya.

Wallahu a'lam bishshowab.

Tidak ada komentar:

Macam-macam khot

Cara membuat huruf Fa, Qof dan Wawu Khot Naskhi

              Mengolah huruf Fa, Qof dan Wawu. Kepala huruf Fa, Wawu dan Qof bentuk dan ukurannya sama, peletakannya sama-sama diatas gari...