1. Pendidikan Islam sebenarnya sudah
ada sejak masa Rasulullah saw. dan mengalami perkembangan pada masa Daulah Bani
Abbas. Jelaskan materi, metode, media serta sarana dan prasarana pada masa Nabi
dan masa Daulah Bani Abbas, serta apa persamaan dan perbedaan antara kedua masa
tersebut ?
JAWAB:
Pendidikan pada dasarnya sudah ada sejak pertama kali
manusia yang pertama di ciptakan yaitu nabi Adam ‘alaihissalam. Nabi
Adam di ajarkan tentang nama-nama benda yang ada di syurga pada saat itu oleh
malaikat Jibril.
Kemudian, pendidikan pada
masa Nabi Muhammad shollallahu’alaihi wasallam pun sudah ada dan
berkembang jika di bandingkan dengan masa nabi Adam. Pada Zaman Rasulullah yang
di ajarkan pertama kali adalah materi tentang Iman. Dimana pada saat itu hampir
sembilan puluh sembilan persen penduduk arab hidup dalam kebodohan dan kejahiliyan dalam bidang akidah
dan moral. Kemusyrikan yang melekat pada hati mereka di lunturkan dan
dihilangkan dan digantikan dengan pendidikan meng-Esakan dzat yang layak di
sembah yaitu Allah subhanahuwata’ala.
Setelah keimanan mereka
sudah kokoh, barulah kemudian Rasulullah mengajarkan tentang Islam. Diajarkan
tentang poin-poin rukun islam yang lima dan cara mengaplikasikannya dengan baik
dalam kehidupan sehari-sehari.
Setelah iman dan islam di ajarkan kepada keluarga, sahabat dan masyarakata pada saat itu, lalu mereka di ajarkan tentang Ihsan, yaitu suatu ajaran yang sifatnya selalu di awasi oleh manusia dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari, khususnya dalam melaksanakan ibadah. Ihsan adalah anta’budallaha ka annaka tarohu fa illam takun tarohu fa innnahu yarooka.
Setelah itu yang di
ajarkan kepada para sahabat khususnya dan masyarakat pada umumnya yaitu tentang
hari kiamat dan tanda-tandanya. Empat materi pokok ini (Iman, Islam, Ihsan dan
hari kiamat) yang beliau di ajarkan ini adalah sebagai panduan dalam menjalani
kehidupan sehari-hari sehingga mencapai tujuan hidup yaitu bahagia di dunia dan
bahagia di akhirat sebagaimana doa beliau di dalam al-quran Robbana aatina
fi dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaabannar.
Metode yang beliau terapkan dalam mendidik ummat nya pada saat itu adalah dengan metode ceramah penyampaian materi, metode aplikasi atau penerapan dari materi tersebut dalam kehidupan sehari-sehari dan dialog. Sebagai contoh metode dan materi yang beliau ajarkan sesuai dengan hadits berikut :
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
أَيْضاً قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ ﷺ ذَاتَ يَوْمٍ، إَذْ
طَلَعَ عَلَيْناَ رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ، شَدِيْدُ سَوَادِ
الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ
حَتَّى جَلَسَ إلَى النَّبِيِّ ﷺ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إلَى رُكْبَتَيْهِ
وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ
الإِسْلاَمِ!
فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ:
«الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً
رَسُولُ اللهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ
رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ البَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً»
قَالَ: صَدَقْتَ.
فَعجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرِنِي عَنِ
الإِيْمَانِ! قَالَ: «أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلاِئِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ،
وَرُسُلِهِ، وَالْيَومِ الآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ»
قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ
فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِحْسَانِ! قَالَ: «أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ،
فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ» قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ
السَّاعَةِ! قَالَ: «مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ»
قَالَ: فَأخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِها! قَالَ: «أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا،
وَأَنْ تَرَى الحُفَاةَ العُرَاةَ العَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي
البُنْيَانِ» ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ: «يَا عُمَرُ!
أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟» قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ:
«فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Artinya: Dari ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhu
juga, ia berkata: pada suatu hari kami berada di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba
datang kepada kami seseorang yang sangat putih pakaiannya, sangat hitam
rambutnya, tidak nampak kalau sedang bepergian, dan tidak ada seorang pun dari
kami yang mengenalnya. Kemudian dia duduk menghadap Nabi SAW, lalu menyandarkan
lututnya kepada lutut beliau, dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas
paha beliau.
Dia bertanya, “Ya Muhammad! Kabarkan kepadaku tentang Islam.”
Maka, Rasulullah SAW bersabda, “Islam adalah Anda bersyahadat lâ ilâha illâllâh
dan Muhammadur Rasûlûllâh, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa
Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah jika Anda mampu menempuh jalannya.”
Lelaki itu berkata, “Engkau benar.” Kami heran terhadapnya, dia
yang bertanya sekaligus membenarkannya. Lelaki itu bekata lagi, “Kabarkanlah
kepadaku tentang iman!”
Beliau (Nabi SAW) menjawab, “Anda beriman kepada Allah, para
Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan Anda beriman
kepada takdir yang baik maupun yang buruk.”
Lelaki itu menjawab, “Engkau benar.” Dia bekata lagi, “Kabarkan
kepadaku tentang ihsan!”
Beliau (Nabi SAW) menjawab, “Anda menyembah Allah seolah-olah
melihatnya. Jika Anda tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihat
Anda.”
Dia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang hari Kiamat!”
Beliau menjawab, “Tidaklah yang ditanya lebih tahu daripada yang bertanya.” Dia
berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang tanda-tandanya.”
Beliau (Nabi SAW) menjawab, “Jika seorang budak wanita
melahirkan majikannya, dan jika Anda melihat orang yang tidak beralas kaki,
tidak berpakaian, miskin, dan penggembala kambing saling bermegah-megahan
meninggikan bangunan.”
Kemudian lelaki itu pergi. Aku diam sejenak lalu beliau
bersabda, “Hai ‘Umar! Tahukah kamu siapa yang bertanya itu?” Aku menjawab, “Allah
dan Rasul-Nya lebih tahu.”
Beliau bersabda, “Sesungguhnya dia Jibril yang
datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.”
Dari hadits di atas dapat kita ketahui, bahwasanya metode
yang beliau terapkan dalam pendidikan adalah ceramah dan dialog yang diterapkan
dalam bentuk tanya jawab yang terjadi antara malaikat jibril dan nabi Muhammad shollallahu’alahi
wasallam sedangkan para sahabat menyimak dengan seksama dari materi
tersebut. Salah satu contoh lagi metode pngajaran Rasulullah dalam bentuk
praktek adalah sabda beliau :
صَلُّوْاْ كَمَا
رَاَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّيْ
“Solatlah kalian seperti aku shalat”
Adapun media yang Rasulullah sallallahu’alaihi
wasallam terapkan adalah metode Majlis taklim, Talaqqi yaitu sistem
belajar dengan mendatangi guru dimanapun guru tersebut berada dan pada saat itu
guru utamanya adalah Rasulullah. Sarananya berupa masjid, rumah Rasulullah,
rumah sahabat dan majlis musyawarah lainnya dan biasanya beliau melakukannya di
Darunnadwah, yaitu semacam majlis halaqoh untuk pertemuan para qadhi yang
beliau tunjuk pada saat itu.
Sarana dan prasarana pada
zaman Rasulullah hanya sebatas alat tulis berupa pelepah kurma, alat tulis
dengan tulang dan alat tulis seadanya.
Materi yang di pelajari dalam sistem pendidikan pada masa
pemerintahan daulah Bani Abbasiyah yaitu tentang ilmu hadits, ilmu tafsir, Ilmu
fikih, Ilmu Tasawuf, Ilmu filsafat, Ilmu kedokteran, ilmu astronomi, ilmu
matematika, ilmu seni ukir dan ilmu pengetahuan lainnya.
Metode yang diterapkan pada masa bani abbasiyah yaitu Khalifah
Abbasiyah memerintahkan kepada para kholifah daerah atau yang mewakilinya untuk
mendalami ilmu kedokteran Yunani dan sistem pengobatannya, mendalami ilmu
filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya dengan cara menterjemahkan buku-buku yang
berbahasa Yunani kedalam bahasa arab. Pada masa kholifah Harun Arrasyid di
kirim utusan ke Romawi untuk mencari buku-buku ilmu pengetahuan kemudian di
terjemahkan kedalam bahasa arab. Kegiatan penerjemahan buku-buku ini meningkat
ketika kepemimpinan bani Abbasiyah di pegang oleh kholifah Al-Makmun. Dalam
kegiatan ini, penerjemahan sebagian besar adalah karangan Plato dan
Aristoteles serta buku-buku filsafat
lainnya. Dengan demikian, kaum muslimin dapat membaca karya-karya tersebut.
Golongan yang banyak tertarik pada filsafat Yunani adalah kaum Muktazilah.
Beberapa kaum Muktazilah yang banyak mempelajari Filsafat Yunani adalah Abu
Huzail al-Allaf, Ibrahim An-Nazzam, Bisyr al-Mu’tamir dan al-Jubba’i. Pengaruh
filsafat Yunani terlihat dalam pemikiran-pemikiran mereka. Oleh karena itu,
corak pemikiran kaum Muktazilah adalah rasional dan pada saat itu pengaruh
terbesar nya adalah pemikiran Muktazilah.
Media yang di terapkan adalah dengan mengambil referensi
atau rujukan buku-buku ilmu pengetahuan berbahasa Yunani, lalu di terjemahkan
ke dalam bahasa arab. Secara teoritisnya ilmu kedokteran dan ilmu pengetahuan
lainnya di ajarkan di masjid dan madrasah-madrasah, tetapi secara prakteknya di
lakukan di rumah-rumah sakit yang ada. Penghubung yang paling penting antara
tradisi kedokteran islam dan kedokteran sebelumnya adalah Perguruan di
Jundisabur (sekarang wilayah iran), dan daerah ini menjadi pusat kedokteran
pada saat itu, kemudian kholifah Ja’far
al-Mansur memindahkan pusat kedokteran tersebut ke Baghdad. Ahli kedokteran
Islam pada mulanya mendirikan tempat-tempat penelitian dan praktek dengan
alat-alat yang di datangkan dari Yunani. Dalam perkembangannya mereka
mendapatkan temuan-temuan asli dalam ilmu kedokteran. Kitab-kitab yang dikarang
ilmuan islam lebih maju dari kitab-kitab terjemahan. Jika pada abad ke -8 M dan
9 M orang islam masih menjadi murid nya Yunani, tetapi pada abad ke 10 M dan 11
M mereka menjadi guru bagi orang-orang kristen dan Yahudi. Pengarang ilmu
kedokteran Islam yang pertama adalah Ali bin Rabban at-Tabari yang menulis buku
al-Hikmah pada tahun 850 M. Bukunya memuat pembahasan dalam bidang
patologi, farmakologi, dan diet lalu kemudian bermunculan para ahli kedokteran
selanjutanya.
Sarana untuk menggali ilmu pengetahuan dalam pendidikan
saat itu yaitu Baitul hikmah yang didirikan oleh kholifah al-Makmun, dan
perintis utamannya adalah kholifah Harun al-Rasyid. Tempat ini digunakan untuk
menterjemahkan buku-buku berbahasa
Yunani dan suriah ke dalam bahasa arab. Di dalamnya terdapat perpustakaan yang
sangat lengkap, terdapat ruang baca dan tempat tinggal bagi para penerjemah
serta memiliki ruang pertemuan untuk berdiskusi bagi para ilmuwan dan tempat
pengamatan bintang. Pelaksanaan penterjemahan pertama kali yaitu dari bahasa
Suriah ke arab, kemudian dari Bahasa Yunani ke bahasa arab.
Persamaan Pendidikan zaman
Rasulullah dengan masa Bani Abbasiyah adalah :
·
Sama –sama mengkaji ilmu
pengetahuan
·
Semangat menggali ilmu
pengetahuan masih tinggi dan tidak ada kata selesai
·
Pendidikan masih terpokus
kepada akidah, syariat islam dan perluasan wilayah
Perbedaan Pendidikan pada masa zaman Rasulullah dengan Bani Abbasiyah adalah :
· Sumber ilmu hanya satu, yaitu Rasulullah sendiri
Sedangkan di zaman bani Abbasiyah sumber ilmu di ambil dari para pilsafat
Yunani dan Aristoteles melalu karya-karyanya
· Di zaman bani Abbasiyah
menggali ilmu pengetahuan dilakukan besar-besar dengan jalan penterjemahan
buku-buku Yunani, sedangkan di zaman Rasulullah langsung menanyakan ke Rasulullah
· Pendidikan masih terpokus
kepada akidah, syariat islam dan perluasan wilayah dizaman Rasulullah,
sedangkan dizaman Bani Abbasiyah Pendidikan islam mulai berkembang mendalami
kedokteran, ilmu filsafat dan lainnya.
2. Pada masa Daulah Bani Umayyah di Spanyol, institusi pendidikan Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat. Jelaskan pusat-pusat pendidikan Islam di Spanyol dan pengaruhnya terhadap kemajuan Barat di Eropa ?
JAWAB :
Lembaga-lembaga pendidikan pada masa Dinasti Umayyah pada umumnya adalah
sebagai berikut: kuttab, halaqah, majelis, masjid, ribath, rumah-rumah ulama,
toko buku dan perpustakaan, rumah sakit.
Universitas
yang pertama kali di bangun yaitu Universitas Cordova. Lembaga pendidikan ini
menjadi cikal bakalnya pusat pendidikan dan peradaban islam di spanyol.
Keberadaan universitas cordova telah menarik perhatian para pelajar yang bukan
hanya datang dari Spanyol tetapi juga dari tempat lain seperti Eropa, afrika,
dan Asia. Di Universitas ini terdapat jurusan Astronomi, Matematika,
Kedokteran, Teologi dan Hukum.
Disamping
Universitas Cordova, terdapat juga Universitas Granada yang tidak kalah
masyhurnya dengan Universitas Cordova. Universitas ini didirikan oleh Khalifah
Nashariyah ketujuh yaitu Yusuf Abu al-Hajjaj. Di universitas ini gedung-
gedugnya mempunyai gerbang yang diapit oleh patung-patung singa.
Kurikulum yang diajarkan di Universitas Granada ini meliputi kajian teologi, filsafat, ilmu hukum, kedokteran, kimia, dan astronomi. Adapun mahasiswanya banyak berasal dari kaum bangsawan yang tidak hanya dari Eropa tetapi berasal dari benua- benua yang lain seperti Afrika dan Asia.
Perpustakaan pada saati itu sebagai pusat pendidikan. Kemegahan pendidikan tinggi di Spanyol dibarengi dengan kemegahan perpustakaannya. Hampir setiap universitas yang ada selalu mempunyai perpustakaan yang letaknya berdampingan dengan gedung Universitas. Secara umum perpustakaan yang baru diketahui terdapat tujuh puluh buah yang tersebar di seluruh penjuru Spanyol. Perpustakaan terbesar saat itu terdapat di Cordova. Perpustakaan ini didirikan oleh khalifah Muhammad I yang kemudian di perluass oleh Abdurrahman III dan menjadi perpustakaan terbaik dan terbesar pada masa pemerintahan Al-Hakam II.
Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban islam, baik dalam bentuk hubungan politik, social, maupun perokomian, dan peradaban antarnegara. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada dibawah kekuasaan islam jauh meninggalkan negara-negaranya, terutama dalam bidang pemikiran dan sains disamping bangunan fisik.
Pemikiran
terpenting bisa dilihat melalui pemikiran Ibn Rusy. Ia melepaskan belenggu
taklid dan menganjurkan kebebasan berfikir. Ia mengulas pemikiran Aristoteles
degan cara yang memikat minat semua orang yang berpikiran bebas. Ia
mengedepankan sunnatullah menurut
pengertian islam terhadap pantheisme dan anthropomorphisme Kristen. Begitu
besarnya pengaruh pemikiran ibn Rusy di Eropa hingga muncul gerakan Averroisme
yang menuntut kebebasan berfikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang
dibawa oleh gerakan Averroisme ini.
Pengaruh
peradaban islam, termasuk didalamnya pemikiran ibn Rusyd ke Eropa berawal dari
banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di universitas-universitas
islam di Spanyol, seperti universitas Granada, Cordova, Seville, Malaga. Selama
belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuan-ilmuan
muslim. Pusat penerjemahan itu ada di Toledo. Setelah pulang ke negerinya,
mereka mendirikan sekolah-sekolah dan universitas yang sama.
Universitas
pertama di Eropa adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M,
tiga puluh tahun setelah wafatnya Ibn Rusyd. Diakhir
zaman pertengahan Eropa
baru mendirikan delapan
belas universitas. Didalam universitas itu ilmu yang mereka peroleh
berasal dari universitas yang islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan
filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah pemikiran
Al-Farabi, ibn Sina dan Ibn Rusyd.
3. Pada masa Dinasti Turki Usmani, pendidikan
Islam juga berkembang dan puncaknya terjadi pada periode modern ini. Jelaskan
perbandingan pemikiran pendidikan pada masa Sultan Mahmud II dan masa Presiden
Recep Tayyip Erdogan ?
JAWAB :
Berawal dari adanya reformasi yang dilakukan di zaman modern yaitu pada masa Sultan Mahmud II ( Muhammad Al-fatih) yang di ikuti oleh sultan berikutnya yaitu Abdul Majid, di berbagai bidang termasuk di dalamnya pendidikan, karena pendidikan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi pengembangan pembaharuan kerajaan Usmani, hal ini dilakukan untuk mempertahankan daulah Usmaniah. Sultan Mahmud sadar bahwa madrasah tradisional tidak lagi sesuai dengan tuntunan zaman abad ke 19.
Di masa pemerintahannya orang
kurang giat memasukkan anak-anak mereka ke Madrasah dan mengutamakan mengirim
mereka belajar keterampilan secara praktis di perusahaan industri. Kebiasaan
ini membuat bertambah meningkatnya jumlah buta khuruf di kerajaan Usmani. Untuk
mengatasi problem ini, Sultan Mahmud II mengeluarkan perintah supaya anak
sampai usia dewasa jangan dihalangi untuk masuk madrasah.
Reformasi pendidikan sekolah dasar kembali dilakukan Sultan Mahmud II. Perubahan itu antara lain; mewajibkan kehadiran siswa di kelas, dibuatnya sistem kelas, membuka sekolah asrama bagi anak-anak yatim, dan mengawasi kualitas guru. Administrasi sekolah pun mulai dikelola oleh Shaykh al-Islam.
Pembaharuan tersebut kemudian
berlanjut, hingga munculnya istilah tanzimat, bentukan dari kata nidzam, yang
berarti mengatur, menyusun, dan memperbaiki Tanzimat atau reorganisasi
kerajaan. Pendidikan dasar pun ikut mengalami perubahan. Sekolah-sekolah didata
dan ditata ulang. Pemerintahan Usmani menegaskan tak boleh sembarang orang
menjadi guru. Mereka yang berhak untuk mengajar di sekolah adalah guru yang
mengantongi surat izin. Sejak saat itu mulai diterapkan sistem tingkatan kelas
dan ujian bagi para siswa. Bidang pendidikan mendapat perhatian yang makin
besar seiring dengan dibentuknya kementerian sekolah umum. Kementerian itu
bertugas untuk menerapkan berbagai kebijakan di sekolah dan mengawasinya.
Jenjang pendidikan dasar dibatasi sampai empat tahun dan setelah itu bisa
melanjutkan ke sekolah lanjutan.
Sedangkan istem
pendidikan yang di bangun oleh Erdoghan dengan cara memberikan
beasiswa-beasiswa sebagai berikut :
·
Menggratiskan
biaya pendidikan dimana
semua biaya kuliah untuk Rakyat Turki di tanggung
oleh pemerintah dan meningkatkan biaya riset atau penelitian ilmiah
demi tujuan menjadi negara
nomor satu pada tahun 2023.
·
Selain itu Erdogan juga
mengembalikan kebiasaan lama yaitu pengajaran Al Quran
dan Hadits di sekolah-sekolah negeri
di Turki yang sudah
lama dihilangkan, dan kebebasan berhijab di kampus- kampus di Turki.
·
Kebijakan mewajibkan pendidikan agama Islam dari
tingkat sekolah dasar dan menengah untuk 12 jenjang kelas, Sebelum ini,
pendidikan agama hanya tersedia di sekolah menengah berbasis agama-seperti Aliyah
di Indonesia-yakni mulai di
kelas 9. Dengan demikian, Erdogan telah membebaskan PAI dari stigma sebagai sebuah
pendidikan formalitas demi memenuhi tuntutan sertifikasi akademik seorang
pelajar.
·
Adapun pengajaran bahasa Arab sebagai bahasa
kedua, diharapkan memungkinkan siswa untuk memahami Al- Qur'an. Dengan
demikian, Turki bergerak maju untuk mengembalikan peradaban emasnya yang
hilang, dengan langkah utama dan pertamanya yakni membumikan Al- Qur'an di
wilayahnya yang merupakan pintu pembebasan bumi keberkahan Syam, sebagaimana Muhammad Al-Fatih
pernah gemilangkan. Kemajuan pesat negara Turki
dibawah kepemimpinan Erdogan sebagai perdana Menteri membuat Turki kini pada saat itu disegani sebagai salah satu
negara terkuat di Eropa.
Salah satu
kebijakan Erdogan yang dianggap mengkhianati ideologi sekuler Turki adalah
pencabutan larangan memakai jilbab.
Padahal, sejak pendirian negara Turki
sekuler oleh Mustafa Kemal Ataturk, jilbab sudah tidak lagi diperbolehkan
berada dalam dinamika pemerintahan dan masyarakat
Turki. Karena pelarangan jilbab itulah, Erdogan terpaksa menyekolahkan
anak-anak gadisnya ke Amerika dan Eropa yang memang membolehkan siswi
berjilbab. Hal ini karena demi menjaga
jilbab agar tidak lepas dari busana anak- anak wanitanya.
Fenomena inilah yang diperjuangkan Erdogan di Turki. Menurutnya kepada publik Turki, bagaimana mungkin Eropa dan Amerika yang jauh lebih sekuler dari Turki masih membolehkan siswi untuk mengenakan jilbab. Sementara Turki malah melarang. Erdogan pun akhirnya mengangkat logika ini untuk menyerang para anti Islam yang berlindung di balik topeng ideologi sekuler.
JAWAB :
Pada zaman dahulu di nusantara ini, umat islam indonesia memusatkan kegiatan pembelajaran nya dilakukan di rumah-rumah yang dijadikan sebagai kelas-kelas (calssical), kemudia lama-lama kelamaan berubah menjadi sebuah pesantren, jauh dari yang demikian itu, umat islam jawa telah mengenal istilah praying house (langgar) dan masjid sebagai pusat belajar pendidikan islam. Penggunaan langgar ini dijadikan sebagai pusat kegiatan belajar mengajar pada saat itu, berkaitan erat dengan budaya sebelum pra-silam. Sebelum islam datang, bangunan langgar sudah dikenal sebagai tempat ibadah agama hindu dan bhuda, juga merupakan sebagai tempat berkumpulnya anak-anak untuk belajar pengetahuan dan keterampilan-keterampilan.
Setelah kedatangan para Da’i yang membawa ajaran islam, langgar mengalami islamisasi, sehingga menjadi pusat pendidikan islam di jawa. Bermula dari langgar inilah kemudian sistem pendidikannya berubah menjadi sistem pesantren.
JAWAB :
Saya sangat sependapat dengan pernyataan
tersebut. Karena metode merupakan sebuah cara, tehnik atau bisa juga strategi
untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik agar materi pengajaran
cepat di pahami, membekas dan terekam dalam otak peserta didik sehingga bisa di
amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran menggunakan metode dan tidak
menggunakan metode akan berbeda hasilnya, baik dalam proses kegiatan belajar
mengajar maupun output dari peserta didik itu sendiri. Selain metode, ada
faktor lain yang mendukung baik tidak nya dalam pendidikan, yaitu adanya
seorang guru.
Guru, murobbi, adalah sumber ilmu dan
juga pembimbing dari materi keilmuan yang disampaikan. Bahkan lebih jauh dari fungsi
tersebut, guru merupakan orang yang akan bertanggung jawab dari apa yang
diajarkannya kepada murid baik di dunia maupun di akhirat. Setiap orang bisa
menjadi guru, tetapi tidak semua guru memiliki ruh Pendidik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar