مرجعية العلم
Bagaimana kita mendapatkan ilmu
yang berkah dan bernilai ibadah.
Mencari ilmu atau menuntut ilmu
adalah merupakan ibadah. Karena ia termasuk
ibadah dan tentunya memiliki beberapa tata cara dan faktor-faktor yang
harus di penuhi ketika mencari ilmu. Kita harus menentukan darimana ilmu itu
kita ambil, dan bagaimana pengaruhnya ilmu tersebut di masyarakat dan tentunya
harapan kita menjadikan diri kita,
keluarga, lingkungan masyarakat dan negara kita bermartabat karena ilmu tersebut, serta Allah akan
meninggikan derajat kita baik di dunia maupun di akhirat. Aamiin.
Karena proses mencari ilmu atau
belajar itu merupakan ibadah, tentunya menuntut ilmu memiliki beberapa “ Rukun”
yang tidak boleh di tinggalkan dan wajib ada., yaitu :
اركان العلم, خمسة
1.
الطالب
2.
الأستاذ
3.
الكتاب
4.
المنهج ( المناهج)
5.
البيئة العلمية المحيطة
Rukun-rukun ilmu ada 5:
1.
Seorang penuntut ilmu
2.
Seorang guru
3.
Kitab (buku)
4.
Metode, kurikulum atau strategi, sistem
5.
Lingkungan yang menjujung tinggi nilai-nilai pengetahuan
Rukun ilmu yang ke satu, yaitu ada nya seorang
penuntut ilmu. Siswa bahasa arabnya
adalah تلميذ atau تلميذة yang artinya
siswa atau siswi, ini berlaku juga seorang penuntut ilmu dalam bahasa arabnya yaitu
مريد
, tetapi kalimat
tersebut biasanya di gunakan untuk
siswa-siswa atau penuntut ilmu yang khusus mendalami bidang ilmu-ilmu
Tashowuf, dan yang terakhir adalah طالب, penggunaan istilah ini ditujukan untuk orang yang
menuntut ilmu agama ataupun ilmu umum, untuk siapapun yang telah atau sedang
menuntut ilmu, baik itu di tingkat dunia pendidikan usia TK, SD/MI, SMP/MTS.
SMA/ALIYAH. Belajar ilmu tidak memandang usia, bagus dan tidaknya tempat
belajar atau tempat menuntut ilmu, baik itu formal ataupun non formal.
Imam Syafi’i berkata kepada muridnya, : أخي لن تنال العلم إلا بستة, سأنبك عن تأويلها
ببينان: زكاء,و حرص, وجتهاد, وبلغة, وإرشاد أستاذ, وطول الزمان
“Saudaraku, kamu tidak akan mendapatkan ilmu pengetahuan, kecuali dengan enam perkara, aku jelaskan rinciannya, yaitu ; kecerdasan, kendaraan, kesungguhan, biaya, guru yang yang mursyid, dan waktu yang panjang.
Setiap orang yang hadir ke majlis ilmu, hendaknya harus dengan niat yang ihklas, dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda :
إنما الأعمال بالنّيات
“
Sesungguhnya, setiap pekerjaan tergantung kepada niatnya”
Karena begitu pentingnya tentang niat, oleh karena itu
Imam Bukhori menempatkan hadits tersebut paling pertama dalam kitabnya. Karena
niat dan ikhlas adalah syarat muthlaq diterimanya amal ibadah. Menuntut ilmu
tidak ada batas akhirnya dan membutuhkan waktu yang lama serta berkelanjutan. Allah berfirman :
وقل ربي زدني علما
“Dan
katakanlah , ya Tuhanku, Tambahkan kepadaku Ilmu”
Dari ayat tersebut kita memahami dimanapun dan
kapanpun kita harus selalu mnuntut ilmu. Dan Allah jug berfirman didalam ayat
lain
وفوق كل ذي علم عليم
“ Dan
diatas orang yang berilmu, ada yang lebih
berilmu “
Kata علماء adalah jamak
dari kata عليم
bukan dari kata عالم , kata عالم
bermakna orang yang mengetahui atau sekedar
memiliki ilmu, sedangkan kata عليم bermakna sangat memahami dan sangat mendalami ilmu agama. Didalam bahasa
arab kata عليم
adalah bentuk “Sifat mubalagoh” atau yang bermkna
“sangat” seperti lafazh فقهاء adalah jamak
dari kata فقيه artinya sangat
tahu.
Rukun ilmu yang ke- 2 adalah Ustadz, atau seorang
pengajar. Dalam hal ini ustadz yang dimaksud bukan versi ustadz yang ber modal
peci atau menggunakan pakaian muslim saja, akan tetapi yang di maksud ustadz
disini adalah orang yang benar-benar mendalami ilmu agama.
Rukun ilmu yang ke- 3 adalah Kitab (buku), ketika
kita belajar, liqo, multaqo ataupun pengajian lainnya, harus
punya buku atau referensi yang di ajarkan kepada penuntut ilmu.
Rukun ilmu yang ke- 4 yaitu metode atau sistem,
ketika kita berbicara tentang ilmu syari’ah, maka kita pun harus paham tentang
ilmu nahwu shorof atau ilmu tata bahasa arab sebagai alat untuk memahami
teks-teks keagamaan, ketika belajar ilmu ushuluddin maka kita harus belajar
pula tentang ilmu Ushul fiqh.
Rukun ilmu yang ke-5 yaitu lingkungan yang
menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, tentunya carilah tempat menuntut ilmu yang bersih tempatnya dari segala
kotoran dan kemaksiatan dan nyaman, bukan tempat yang kotor. Tidak boleh kita
mengadakan liqo (belajar agama tetapi
lokasinya ditempat maksiat. Tidak boleh kita mengadakan doa bersama atau
tabligh akbar didalam diskotik atau tempat haram.
Itulah beberapa rukun ilmu, atau sesuatu yang wajib ada
dalam proses mencari ilmu.