10 faktor kenapa orang gagal dalam mencapai kesuksesan menurut Muhammad Assad .
1. Memiliki
keyakinan bahwa sukses itu sulit. These are the people with corrupted mind
set. Dari awal mereka sudah berpikiran kalo sukses itu susah. Seperti prajurit
yang akan dikirim ke medan peperangan, tapi sebelum perang mereka nyerah duluan
karena takut dengan kekuatan lawan. Tipe orang-orang ini percaya bahwa sukses
itu karena sudah takdir. Jadi kalo ga sukses ya emang udah nasib. Padahal,
sukses itu bukan berdasarkan takdir, tapi tergantung kepada kita mau atau
tidak. Success is a choice, not destiny!
Jika
orang-orang sudah memiliki anggapan bahwa sukses itu sulit maka akan sangat
berbahaya karena bisa jadi kenyataan. Orang yang beranggapan bisa sukses maka
dia akan sukses, dan orang yang berpikiran bahwa sukses itu susah maka ya
mereka ga akan pernah sukses.
Allah berfirman dalam Hadits Qudsi, "Aku selalu menurutkan sangkaan hamba-Ku. Jika ia berbaik sangka kepada-Ku (positif), maka ia akan mendapat apa yang disangkakan. Dan jika ia berburuk sangka kepada-Ku (negatif), maka ia akan mendapat apa yang disangkakannya tersebut."
Ini adalah cara berpikir positif yang diajarkan oleh Islam, yaitu husnudzan atau berbaik sangka kepada Allah, lawannya adalah su'udzan atau berburuk sangka. Konsep yang diajarkan oleh Islam ini kemudian ditiru dan diajarkan kembali oleh Barat dengan konsep Positive Thinking mereka, dan kita terkadang lebih percaya dengan apa yang diajarkan oleh kaum Barat. Padahal sebenarnya, semua itu sudah diajarkan oleh Islam ribuan tahun yang lalu.
2.Tidak mempunyai tujuan yang jelas dalam hidup. Tujuan atau goal adalah hal terpenting yang harus dimiliki setiap orang dalam menjalani kehidupan ini. Seperti sebuah perusahaan yang harus memiliki visi dan misi untuk terus berkembang, begitu juga dengan manusia. Jika tidak tahu apa tujuan kita hidup di dunia ini, lalu apa yang akan menjadi pembakar semangat kita untuk meraih cita-cita?
Ibarat tim sepakbola yang akan bertanding. Tentunya mereka harus mengetahui di mana letak posisi gawang sehingga tahu ke mana bola akan dimasukkan. Jadi, bagaimana mungkin mereka bisa memasukkan bola kalo mereka sendiri ga tahu di mana gawangnya? Lebih parah lagi, kalau ternyata bukan gawang lawan yang dibobol, tapi malah gawang sendiri yang kebobolan hahaha...
Orang-orang yang tidak mempunyai tujuan hidup hanya menghabiskan jatah umur tanpa melakukan hal-hal bermanfaat sedikit pun. Dalam pikiran mereka, "Kalo bisa sukses ya sukur, ga juga ya udah terima aja."
3. Tidak bisa mengatur waktu dan menentukan prioritas. Orang-orang ini banyak menghabiskan waktu hanya untuk bersenang-senang dan hal-hal yang tidak berguna.
Waktunya
tiap hari habis tanpa punya target jelas apa yang sudah dilakukan dan belum.
Ada juga orang yang sebenarnya sudah punya rencana, tapi tidak pernah sempat
dikerjakan karena ternyata godaan untuk bersenang- senang lebih menggiurkan
dibanding mengerjakan prioritas yang sudah direncanakan itu.
Dalam
buku First Things First karya Stephen Covey, dijelaskan mengenai orang-orang yang
memiliki manajemen waktu yang tepat akan menjadikannya sebagai kebiasaan, dan
selanjutnya akan menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam mengerjakan
aktivitas. Covey menegaskan untuk memprioritaskan pekerjaan yang memiliki
tujuan jangka panjang dan mengorbankan pekerjaan yang tidak memberikan hasil
signifikan untuk masa depan.
Waktu
merupakan elemen yang sangat penting karena tidak akan pernah kembali. Makanya
mengapa Allah memperingatkan kita untuk memanfaatkan waktu jika tidak ingin
menjadi orang yang merugi.
"Demi masa, sesungguhnya manusia itu
benar- benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal shalih, dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
kesabaran." (QS. Al-'Ashr [103]: 1-3)
4. Bergaul dengan orang-orang yang salah. Teman, tidak dipungkiri memiliki peran yang besar dalam kehidupan seseorang. Jika kita bergaul dengan orang-orang yang benar, berada di lingkungan yang positif, dan mendukung untuk kebaikan, maka bersyukurlah karena kemungkinan sukses besar. Teman yang baik akan saling mendukung dalam hal kebaikan untuk meraih kesuksesan.
Tapi
jika kita bergaul dengan orang-orang yang salah, berada di lingkungan yang
selalu negatif, dan tidak ada keinginan untuk maju, maka berhati-hati lah,
karena kemungkinan untuk sukses mendekati NOL. Sebaiknya segera keluar dari
lingkungan itu dan bergaullah dengan orang-orang yang selalu bisa memberikan
aura positif dan semangat.
Jangan
takut kehilangan teman di saat mengejar cita-cita, karena di saat kita sukses
nanti, maka teman-teman lama dan baru akan datang dengan sendirinya. Friends
are important, but our future is much more important!
5. Mudah putus asa saat menemui hambatan.
Ini adalah tipe orang-orang yang langsung menyerah saat menghadapi masalah dan keok
saat terhadang tembok. Orang-orang ini tidak ada komitmen untuk sukses. Masalah
itu satu paket dengan solusi, dengan catatan: tidak mudah menyerah! "Maka
sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama
kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah [94]: 5-6)
Orang-orang
yang tidak mudah putus asa adalah mereka yang memiliki kecerdasan Adversity
Quotient. Kecerdasan ini diperoleh setelah seseorang melewati tantangan dan
kesusahan dalam hidupnya, dan mereka mampu mengatasi segala tantangan dan
kesusahan hidup tersebut. Setiap orang yang sukses di dunia ini PASTI pernah
mengalami jatuh bangun dalam hidupnya.
Hal
yang membedakan orang-orang sukses dengan gagal adalah, orang-orang sukses
menjadikan tantangan dan kesulitan yang dialami sebagai batu pijakan untuk
dapat meloncat lebih tinggi lagi. Orang-orang sukses mengubah segala hambatan
dalam hidupnya menjadi sebuah kesempatan besar untuk meraih kesuksesan.
"Dan janganlah kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum
yang kafir." (QS. Yusuf [12]: 87).
"Jangan Bersedih sesungguhnya Allah
bersama kita." (QS. At-Taubah [9]: 40)"
Jadi,
kenapa kita harus sedih dan putus asa dari rahmat- Nya, jika Allah selalu ada
bersama kita? Jangan menyerah, ayo bangkit dan coba lagi!
6. Malas, tidak mau kerja keras dan
ingin jalan pintas. Kalau orang-orang model ini sih ya udah pasti akan
sulit untuk berhasil. Tidak ada yang gratis di dunia ini, bahkan ke WC umum pun
udah bayar bro! hehe.. Orang-orang seperti ini tidak ingin berkutat dengan
proses karena langsung mau hasil yang cepat. Short-cut minded. Padahal,
mengalami proses adalah syarat mutlak untuk meraih kesuksesan.
Dengan
mengalami proses langsung kita jadi belajar mana yang sudah baik dan mana yang
belum. Tapi sayangnya, kita sering tidak sabar dan ingin hasil instan dalam
meraih kesuksesan. Berbagai bentuk penyimpangan sosial yang kerap terjadi di
negara kita, seperti korupsi yang merajalela, sudah cukup jelas menandakan
bahwa sebagian besar masyarakat ingin hasil yang instan dalam meraih sesuatu.
ingat,
tidak ada yang instan kecuali mie instan! Itu juga masih harus dibuka dulu
bungkusnya.
7. Tidak ada tindakan untuk mencapai
tujuan. Pernah denger istilah NATO? Ini bukan North Atlantic Treaty
Organization ya, tapi NATO di sini No Action Talk Only, hehe.. Orang- orang ini
punya beribu macam rencana, tapi tidak ada satu pun yang dikerjakan. Full of
plan but zero action.
Tidak
mungkin ada hasil tanpa usaha, dan tidak mungkin ada perubahan tanpa suatu
tindakan, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai
mereka sendiri yang mau untuk mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri." (QS. Ar-Ra'd [13]: 11)
8. Senang mencari alasan.
Orang-orang yang hanya senang mencari alasan atau excuse atas kegagalannya
sudah pasti akan menjadi orang yang terus gagal. Mengapa? Karena mereka merasa
tidak pernah salah, dan kegagalan itu bukan karena dirinya, tapi karena faktor
A, B, C, D, dan seterusnya.. Intinya, sangat pintar mencari alasan!
9.Kurang up-to-date dengan perkembangan
zaman. Dunia berputar begitu cepat. Orang-orang yang tidak bisa mengikuti
perkembangan zaman akan dikalahkan oleh para pesaing. Jarang membaca berita
terbaru baik di koran ataupun majalah akan menyebabkan kita kalah dan tidak
mampu bersaing. Kita harus tanggap terhadap perkembangan zaman jika ingin
meraih kesuksesan.
10. Berhenti belajar karena menganggap
sudah paling hebat dan berada di posisi puncak. Manusia sejatinya adalah
seorang pembelajar, dari sejak lahir hingga nanti saat meninggal. Seperti
sebuah ungkapan, "Tuntutlah ilmu sejak dari buaian (rahim Ibu) hingga ke
liang lahat."
Sebagai
manusia, kita bukanlah sosok yang sempurna, maka dari itu tugas kita untuk
menggali lebih dalam ilmu-ilmu Allah yang betebaran di muka bumi ini. Makanya
mengapa, ayat pertama yang turun kepada Nabi Muhammad adalah tentang perintah
membaca atau Iqra'. Menuntut ilmu itu wajib dalam Islam dan tidak ada
klarifikasi gender, tua- muda, cantik-jelek, imut-ga imut, dan lain-lain..
Pokonya semua wajib menuntut ilmu!
Orang
yang berhenti belajar maka pada saat itu dia harus slap menerima kegagalan,
karena hidup manusia seperti roda, ada saatnya kita di bawah dan ada saatnya
kita di atas. Saat kita di bawah, maka belajar dan berusahalah sekuat mungkin
agar bisa naik ke atas, dan pada saat kita di atas, maka teruslah belajar agar
mempertahankan dan terus meningkatkan apa yang telah kita raih. Bukankah
mempertahankan lebih sulit dibanding mendapatkan?
Bagaimana,
apa kita masih ada di dalam daftar di atas? Saya pun rasanya terkadang masih
ada di daftar itu hehe.. Satu yang perlu diketahui bahwa kegagalan adalah hal
yang normal dan setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan. Hidup saya pun
kalau dipikir-pikir juga sudah banyak gagalnya.
Cuma
ibarat mau perang, kita harus tahu dulu hal-hal apa yang akan buat kita kalah.
Jadi kalau kita sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghindari
kemungkinan kalah, maka kalau kita tetap kalah ya itu sudah hasil terbaik yang
diberikan Allah. Selanjutnya ya bangun dari kekalahan dan mencoba lebih baik
lagi. Gagal sekali, bangun lagi. Jatoh lagi, bangun lagi. Jatoh lagi, bangun
lagi, dan seterusnya.
Fall seven times, stand up eight!
Sumber: Muhammad Assad, Note From Qatar 2,
Elex Media Komputindo, Cet:5. 2013.