Taubat kepada Allah dan kembali ke jalan Allah adalah
termasuk dari kewajiban agama yang wajib dilakukan oleh muslimin dan muslimat.
Karena sesungguhnya dosa dan keburukan yang dilakukan manusia akan membuat
orang tersebut jauh dari Allah subhanahu wata’ala. Maka wajib di
segerakan dan tidak menunda-menunda taubat kepadaNya. Allah Subhanahu wata’ala
berfirman :
"Hai orang-orang yang
beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang
semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan
memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari
ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia;
sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil
mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan
ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Imam al-Qurozi
mengatakan, Taubat Nasuha di buktikan dengan empat tindakan : 1). Lisan selalu
mengucapkan kalimat istigfar, 2). Selalu meniatkan dan melakukan kebaikan, 3).
Hati bertekad untuk tidak melakukan keburukan atau dosa yang telah lalu, 4). Menjadikan
keburukan atau dosa yang lalu menjadi cambuk atau motivasi untuk melakukan
kebaikan di masa yang akan datang.
Sebanyak apapun dosa
manusia, seandainya ia benar-benar bertaubat atau taubat nasuha, niscaya Allah
pasti akan mengampuni, sebagaimana Rasulullah Sallahu’alaihi wasallam bersabda
:
لَوْ أَخْطَأْتُمْ
حَتَّي تَبْلُغَ خَطَايَاكُمُ السَّمَاءَ ثُمَّ تُبْتُمْ لَتَابَ اللهُ عَلَيْكُمْ
“Kalaupun kesalahan kalian
memenuhi seisi langit, kemudian kalian bertaubat nasuha, niscaya Allah akan
menerima taubat kalian”
Kemudian di hadits lain,
Rasulullah Shallahu’alaihi wa aalihi wasallam bersabda :
قال
رسول الله صلى الله عليه واله وسلم : كُلُّ بَنِي اَدَمَ خَطَّاءٌ, وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ
التَّوَّابُوْنَ
Setiap manusia memiliki
kesalahan, dan sebaik-baik manusia yang bersalah adalah bertaubat"
Telah
berkata Ibrahim bin Adham seorang ulama besar dan tokoh Sufi dari negara
Afghanistan yang hidup di zaman Bani Umayah, “Di suatu malam, aku bertowap
seorang diri dalam kondisi angin kencang dan gelap gulita, aku berdiri di
multazam dekat pintu ka’bah, Aku berdo’a: wahai Tuhanku, jagalah aku (maksum
kan) dari segala kesalahan sehingga Aku tidak akan bermaksiat kepada Mu
selama-lamanya, kemudian terdengar suara dari pintu ka’bah : Wahai Ibrahim
engkau meminta kepadaku penjagaan (maksum) dari berbuat kesalahan ringan, dan
setiap manusia ketika berada di multazam pun meminta seperti apa yang kamu
minta, maka apabila aku menjaga atau memberikan sifat maksum kepadamu dan mereka, lalu siapakah yang lebih mulya di
antara banyak manusia tersebut dan kepada siapa aku memberikan ampunan jika
semua manusia maksum atau terbebas dari salah dan dosa
Dikisahkan
pada zaman dahulu, ada seorang anak muda bani israil, dia menyembah Allah
selama 20 tahun dan berbuat maksiat selama 20 tahun, kemudian ia menatap ke
cermin dan melihat di jenggotnya ada uban, kemudian ia ingat akan dosa-dosa nya
dan menangis, ia berkata : wahai Tuhanku, aku taat kepadaMu selama 20 tahun,
kemudian aku bermaksiat atau melakukan keburukan selama 20 tahun, apabila aku
kembali kepadaMu untuk bertaubat, apakah Engkau akan menerimaku? Kemudian
pemuda tersebut mendengar suara: apabila kamu telah ta’at , maka Kami akan
mencintaimu, apabila kamu melakukan keburukan, maka kami akan meberikan murka
kepadamu, maka apabila kamu kembali kepada Kami, niscaya kami akan menerima
taubatmu.
Adapun taubat yang diterima
Allah subahnahu wata’ala yaitu memenuhi kriteria sebagai berikut:-
Segera
meninggalkan perbuatan maksiat atau perbuatan buruk tersebut
-
Menyesal
dengan sedalam-dalamnya atas dosa yang dilakukan
-
Merasa
sedih atas perbuatan dosa yang telah dilakukan
-
Bertekad
tidak melakukan atau mengulangi kemaksiatan tersebut selama-lamanya
-
Memperbaiki
segala perbuatan
-
Melaksanakan
segala perintah Allah
- Melaksakan segala hak dan
kewajiban
Wahai
orang-orang yang beriman, hati-hatilah terhadap bisikan syetan yang selalu menjauhkan manusia dari
pintu taubat. dia menyampaikan betapa nikmatnya kemaksiatan dan berusaha
menjadi penghalang manusia untuk mendekati Allah. Segeralah meninggalkan
perbuatan-perbuatan dosa dan kemaksiatan agar Allah memasukkan kita kedalam
golongan hambaNya yang mendapatkan RidhoNya. Jadilah orang yang selalu mencari
ampunan Allah, bukan merusak diri, menjadi perusak lingkungan dan agama dengan
melakukan kemaksiatan, taat lah kepada Allah dan jangan tunduk kepada godaan
syetan. Sesungguhnya Allah akan memberikan RahmatNya kepada hambaNya yang
selalu bertaubat.
Abdullah
bin Abbas Rodiallahu ‘anhuma berkata : Sesungguhnya ibadah dan kebaikan yang
dilakukan manusia adalah menghadirkan cahaya kemulyaan di wajah, cahaya
ketenangan di dalam hati, memperluas rezeki, menguatkan badan dan menambah
kecintaan kepada Allah subhanahu wata’ala. Dan sesungguhnya dosa dan kejahatan
yang dilakukan menyebabkan hilangnya cahaya kemulyaan di wajah, gelapnya hati
dan alam kuburnya, lemahnya badan, menutup pintu rezeki dan menimbulkan
kebencian dalam hati.
Rasulullah
Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam bersabda :
إِنَّ
اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ التَّائِبِ مَالَمْ يُغَرْغِرْ
“Sesunggunguhnya Allah
menerima Taubatnya orang yang berdosa selama ruh belum sampai ketenggorokan”
Marilah kita
selalu bertaqwa kepada Allah subhanahu wata’ala, segera bertaubat,
karena kematian tanpa diketahui kedatangannya, sucikanlah hati dengan
menghadirkan penyesalan yang sangat mendalam dalam hati terhadap dosa yang
telah dilakukan, jangan menjadi budak dosa dan kemaksiatan, jangan meremehkan
dosa-dosa kecil karena meremehkan dosa kecil lama kelamaan akan meremehkan dosa
besar, jangan lah berlaku taswif,yaitu orang yang berkata “Aku akan
bertaubat besok” .
Semoga Allah memberikan
pahala segala kebaikan kepada kita di masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar