Jumat, 11 Juni 2021

Pentingnya taubat dan tata caranya

 

Taubat kepada Allah dan kembali ke jalan Allah adalah termasuk dari kewajiban agama yang wajib dilakukan oleh muslimin dan muslimat. Karena sesungguhnya dosa dan keburukan yang dilakukan manusia akan membuat orang tersebut jauh dari Allah subhanahu wata’ala. Maka wajib di segerakan dan tidak menunda-menunda taubat kepadaNya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman :

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Imam al-Qurozi mengatakan, Taubat Nasuha di buktikan dengan empat tindakan : 1). Lisan selalu mengucapkan kalimat istigfar, 2). Selalu meniatkan dan melakukan kebaikan, 3). Hati bertekad untuk tidak melakukan keburukan atau dosa yang telah lalu, 4). Menjadikan keburukan atau dosa yang lalu menjadi cambuk atau motivasi untuk melakukan kebaikan di masa yang akan datang.

Sebanyak apapun dosa manusia, seandainya ia benar-benar bertaubat atau taubat nasuha, niscaya Allah pasti akan mengampuni, sebagaimana Rasulullah Sallahu’alaihi wasallam bersabda :

لَوْ أَخْطَأْتُمْ حَتَّي تَبْلُغَ خَطَايَاكُمُ السَّمَاءَ ثُمَّ تُبْتُمْ لَتَابَ اللهُ عَلَيْكُمْ

“Kalaupun kesalahan kalian memenuhi seisi langit, kemudian kalian bertaubat nasuha, niscaya Allah akan menerima taubat kalian”

Kemudian di hadits lain, Rasulullah Shallahu’alaihi wa aalihi wasallam bersabda :
قال رسول الله صلى الله عليه واله وسلم : كُلُّ بَنِي اَدَمَ خَطَّاءٌ, وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ
Setiap manusia memiliki kesalahan, dan sebaik-baik manusia yang bersalah adalah bertaubat"


Telah berkata Ibrahim bin Adham  seorang ulama besar dan tokoh Sufi dari negara Afghanistan yang hidup di zaman Bani Umayah, “Di suatu malam, aku bertowap seorang diri dalam kondisi angin kencang dan gelap gulita, aku berdiri di multazam dekat pintu ka’bah, Aku berdo’a: wahai Tuhanku, jagalah aku (maksum kan) dari segala kesalahan sehingga Aku tidak akan bermaksiat kepada Mu selama-lamanya, kemudian terdengar suara dari pintu ka’bah : Wahai Ibrahim engkau meminta kepadaku penjagaan (maksum) dari berbuat kesalahan ringan, dan setiap manusia ketika berada di multazam pun meminta seperti apa yang kamu minta, maka apabila aku menjaga atau memberikan sifat maksum kepadamu dan  mereka, lalu siapakah yang lebih mulya di antara banyak manusia tersebut dan kepada siapa aku memberikan ampunan jika semua manusia maksum atau terbebas dari salah dan dosa

Dikisahkan pada zaman dahulu, ada seorang anak muda bani israil, dia menyembah Allah selama 20 tahun dan berbuat maksiat selama 20 tahun, kemudian ia menatap ke cermin dan melihat di jenggotnya ada uban, kemudian ia ingat akan dosa-dosa nya dan menangis, ia berkata : wahai Tuhanku, aku taat kepadaMu selama 20 tahun, kemudian aku bermaksiat atau melakukan keburukan selama 20 tahun, apabila aku kembali kepadaMu untuk bertaubat, apakah Engkau akan menerimaku? Kemudian pemuda tersebut mendengar suara: apabila kamu telah ta’at , maka Kami akan mencintaimu, apabila kamu melakukan keburukan, maka kami akan meberikan murka kepadamu, maka apabila kamu kembali kepada Kami, niscaya kami akan menerima taubatmu.

Adapun taubat yang diterima Allah subahnahu wata’ala yaitu memenuhi kriteria sebagai berikut:

-          Segera meninggalkan perbuatan maksiat atau perbuatan buruk tersebut

-          Menyesal dengan sedalam-dalamnya atas dosa yang dilakukan

-          Merasa sedih atas perbuatan dosa yang telah dilakukan

-          Bertekad tidak melakukan atau mengulangi kemaksiatan tersebut selama-lamanya

-          Memperbaiki segala perbuatan

-          Melaksanakan segala perintah Allah

     -      Melaksakan segala hak dan kewajiban

Wahai orang-orang yang beriman, hati-hatilah terhadap bisikan  syetan yang selalu menjauhkan manusia dari pintu taubat. dia menyampaikan betapa nikmatnya kemaksiatan dan berusaha menjadi penghalang manusia untuk mendekati Allah. Segeralah meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa dan kemaksiatan agar Allah memasukkan kita kedalam golongan hambaNya yang mendapatkan RidhoNya. Jadilah orang yang selalu mencari ampunan Allah, bukan merusak diri, menjadi perusak lingkungan dan agama dengan melakukan kemaksiatan, taat lah kepada Allah dan jangan tunduk kepada godaan syetan. Sesungguhnya Allah akan memberikan RahmatNya kepada hambaNya yang selalu bertaubat.

Abdullah bin Abbas Rodiallahu ‘anhuma berkata : Sesungguhnya ibadah dan kebaikan yang dilakukan manusia adalah menghadirkan cahaya kemulyaan di wajah, cahaya ketenangan di dalam hati, memperluas rezeki, menguatkan badan dan menambah kecintaan kepada Allah subhanahu wata’ala. Dan sesungguhnya dosa dan kejahatan yang dilakukan menyebabkan hilangnya cahaya kemulyaan di wajah, gelapnya hati dan alam kuburnya, lemahnya badan, menutup pintu rezeki dan menimbulkan kebencian dalam hati.
Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam bersabda :
إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ التَّائِبِ مَالَمْ يُغَرْغِرْ
“Sesunggunguhnya Allah menerima Taubatnya orang yang berdosa selama ruh belum sampai ketenggorokan

Marilah kita selalu bertaqwa kepada Allah subhanahu wata’ala, segera bertaubat, karena kematian tanpa diketahui kedatangannya, sucikanlah hati dengan menghadirkan penyesalan yang sangat mendalam dalam hati terhadap dosa yang telah dilakukan, jangan menjadi budak dosa dan kemaksiatan, jangan meremehkan dosa-dosa kecil karena meremehkan dosa kecil lama kelamaan akan meremehkan dosa besar, jangan lah berlaku taswif,yaitu orang yang berkata “Aku akan bertaubat besok” .
Semoga Allah memberikan pahala segala kebaikan kepada kita di masa lalu, sekarang dan yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Macam-macam khot

Cara membuat huruf Fa, Qof dan Wawu Khot Naskhi

              Mengolah huruf Fa, Qof dan Wawu. Kepala huruf Fa, Wawu dan Qof bentuk dan ukurannya sama, peletakannya sama-sama diatas gari...