Senin, 05 April 2021

Bahaya Gibah dan Adu Domba

 

Allah SWT telah mengharamkan perbuatan keji, seperti mencari-cari kesalahan orang lain dan  menggibahi orang lain, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 14 :

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sebagian dari berprasangka  itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan (Ghibah) satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Allah juga mengharamkan perbuatan mengejek dan mencela orang lain serta memanggil dengan panggilan yang kurang pantas, sebagaimana di jelaskan dalam surat al-hujurat ayat 11 :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri, dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman, dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim”

Maksud dari  kalimat :Jangan mencela dirimu sendiri ialah mencela antara sesama mukmin karena orang-orang mukmin seperti satu tubuh.
Maksud dari kalimat: Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan sebagainya.

Ayat ini merupakan bentuk larangan yang sangat jelas bahwa kita tidak boleh saling menggunjing (ghibah) demi menjaga kesetiaan, kecintaan, kedamaian dan hubungan baik antar sesama ummat islam. Ghibah adalah membicarakan kekurangan dan keburukan orang lain di belakangnya, dengan sesuatu yang tidak dia sukai apabila mendengarnya. Rasulullah SAW pernah di tanya oleh seorang sahabatnya tentang arti ghibah. Beliau menjawab “Kamu membicarakan sesuatu yang tidak disukai saudaramu”. Kemudian Orang itu bertanya kembali, “Bagaimana menurut engkau bila hal tersebut memang benar?, Beliau menjawab : Bila sesuatu yang tidak disukai itu benar dia lakukan, berarti kamu telah menggibahi nya, bila ternyata sesuatu itu tidak benar dia lakukan, berarti kamu telah berdusta, dan dusta lebih berbahaya dari ghibah.

Orang yang ghibah di ibaratkan seperti memakan daging saudaranya sendiri, artinya, kehormatan dan kemulyaan orang yang di ghibahi itu dimakan dan diambil oleh orang yang menggibahi sehingga seolah-olah yang ghibah itu menjadi lebih mulya dibandingkan dengan orang yang di ghibahi. Pada dasarnya muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah saudara seperti satu tubuh, jika satu anggota tubuh ada yang sakit, maka akan menjadi sakit pula tubuh yang lainnya. ketika kita membuka aib keburukan orang lain sesama muslim, maka sama saja kita membuka aib dan keburukan diri kita sendiri, ketika kita menjelek-jelekkan saudara kita sesama muslim dan apalagi menghinanya, sama saja kita menghina diri kita sendiri. Ghibah, menghina, merendahkan orang lain, baik laki-laki ataupun  perempuan hukumnya haram. Bisa jadi orang yang di hina lebih mulya dari orang yang menghina.

Ketahuilah, lisan adalah salah satu anggota tubuh yang banyak sekali melakukan dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar. Oleh karena itu, hendaknya setiap muslim mampu menjaga lisannya. Jangan sampai lisannya mengeluarkan kata-kata yang tidak baik, bathil, buruk, mengadu domba dan kemungkaran. Berkaitan dengan bahaya lisan tersebut, Rasulullah SAW bersabda :

“siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam”
Hadits tersebut memberikan pelajaran bahwa, orang yang beriman kepada Allah dan dia meyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa nanti di hari kiamat akan bertemu dengan tuhannya, tentu dia akan malu menghadap kepada Allah dengan  membawa lisannya yang kotor dari kotoran dosa ghibah atau menyakiti orang lain, dan solusinya adalah harus berkata yang baik-baik saja atau lebih baik diam jika yang akan diucapkan berakibat dosa. Karena pada hakikatnya, muslim yang tsiqqoh atau muslim sejati adalah ketika orang muslim yang ada disekitarnya merasa aman, nyaman dan tidak terganggu dari ucapan dan perbuatan orang muslim tersebut. Rasullah SAW bersabda :

“orang muslim yang baik adalah ketika orang muslim lainnya selamat dari gangguan ucapannya dan perbuatannya”

Oleh karena itu,marilah kita hindari perbuatan tersebut.  Jangan sampai ada yang merasa terganggu dengan ucapan dan tindakan kita, sehingga orang tersebut merasa tidak aman dan nyaman dalam kehidupannya.

 Dihadits yang lain juga, Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita untuk selalu menjaga saudara kita sesama muslim, tidak boleh membunuhnya, memeranginya, menghinanya, memfitnahnya atau bahkan berusaha dengan berbagai macam cara untuk merendahkan status dan kedudukan nya yang sudah mulya di mata agama dan masyarakat. Ini adalah perbuatan-perbuatan tidak baik, kita wajib meninggalkannya.

Marilah kita berdoa kepada Allah, Semoga Allah membimbing lidah kita untuk selalu mengucapkan yang baik, membuka hati kita untuk membedakan antara yang haq dan hoaks serta memberikan hidayah dan taufiqnya kepada kita untuk selalu melakukan perbuatan yang baik dan mencegah segala kemungkaran.








 

Tidak ada komentar:

Macam-macam khot

Cara membuat huruf Fa, Qof dan Wawu Khot Naskhi

              Mengolah huruf Fa, Qof dan Wawu. Kepala huruf Fa, Wawu dan Qof bentuk dan ukurannya sama, peletakannya sama-sama diatas gari...