Isro dan Mi’roj Nabi Muhammad Shollalllahu ‘alaihi wa aalihi wasalam
Sering kita mendengar banyak orang mengucapkan kalimat Isro Mi’roj, padahal yang lebih tepatnya adalah Isro dan Mi’roj, karena kalimat tersebut adalah terdiri dari dua kata yaitu isro dan mi’roj dan memiliki arti yang berbeda. Isro adalah perjalanan Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wasalllam dari masjid al-Haram di Makkah ke masjid al-Aqsha di Palestina, sedangkan Mi’roj adalah perjalanan Nabi Muhammad Shollahu ‘alaihi wa aalihi wasallam dari masjid al-Aqsha menuju langit dan melewati tujuh lapis langit, lalu menuju ke Sidrotul muntaha kemudian bertemu Allah Subhanahu wa ta’ala secara langsung di ‘arsy menerima perintah shalat untuk ummat Nya.
Peristiwa ini adalah peristiwa yang sangat luar biasa, karena dari Makkah ke Palestina lalu pergi ke langit yang memiliki tujuh lapis kemudian turun lagi ke bumi dan kembali ke Makkah hanya di tempuh dalam satu malam, siapa orang yang tidak mempercayainya atau meragukan nya bisa jatuh ke dalam kekafiran, oleh karena itu kita wajib percaya dan meyakini bahwa peristiwa tersebut benar-benar terjadi. Mempercayai dan meyakini terjadinya peristiwa tersebut harus di yakini dengan hati terlebih dahulu, setelah itu dengan logika akal. Orang yang pertama kali berani mengatakan dengan tegas bahwa peristiwa tersebut benar terjadi adalah Sayyidina Abu Bakar sehingga beliau di berikan gelar as-Shiddiq yang berarti benar atau jujur.
Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wasalllam ketika bertemu Allah Subhanahu wa ta’ala mengucapkan kalimat Attaahiyyaatul mubaarokatu sholawaat toyyibaatu lillaah (segala penghormatan, keberkahan, sholawat dan kebaikan hanya milik Allah), lalu Allah menjawab kalimat tersebut dengan ucapan Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warahmatullohi wa barakaatuh ( keselamatan, rahmat dan keberkahan untukmu mu wahai Nabi ), lalu Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wasalllam menjawab ungkapan tersebut dengan kalimat Assalaamu ‘alaina wa ‘alaa ‘ibaadillaahi shoolihiin (semoga keselamatan tercurah kepada kami dan kepada semua hamba Allah yang sholeh). Inilah dialog antara Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wasalllam dengan Allah Subhanahu wa ta’ala yang di abadikan dalam sholat. Kemudian Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wasalllam menerima perintah shalat lima puluh waktu untuk ummatnya. Namun ketika sedang turun ke bumi melewati beberapa langit dan bertemu dengan Nabi Musa ‘alaihissalam beliau ditanya oleh nya tentang apa yang di amanahkan kepada Nabi Muhammad untuk ummatnya, nabi Musa menyarankan kepada nabi Muhammad untuk kembali kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan meminta keringanan jumlah shalat dikarenakan ummat Nabi Musa saja yang berbadan besar dan kuat kurang mampu melaksanakannya apalagi ummat Nabi Muhammad . Karena sifat Rohman dan Rohim nya Allah Subhanahu wa ta’ala, akhirnya shalat fardhu yang tadinya lima puluh waktu menjadi lima waktu.
Sholat merupakan warisan dari peristiwa isro dan mi’roj nya Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wasalllam dan sebagai bukti nyata komunikasinya makhluk kepada sang Kholik. Semakin baik dan berkualitas pelaksanaan ibadah shalat seseorang, maka akan terbentuk pula karakter pribadi yang baik, karena efek positif dari pelaksanaan shalat yang baik adalah dapat mencegah seseorang untuk melakukan perbuatan keji dan munkar. Shalat yang di terima oleh Allah atau sah adalah shalat yang terpenuhi dengan baik segala syarat dan rukun-rukun nya. Sholat merupakan tiang agama, siapa orang yang melakukan shalat dengan baik, berarti dia sedang menegakkan agamanya, siapa yang tidak sholat atau mengerjakannya dengan lalai, berarti dia meruntuhkan dan melemahkan agamanya. Sholat juga merupakan perbedaan antara orang muslim dan kafir. Oleh karena itu mari kita peringati peristiwa isro dan mi’roj nya nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wasalllam dengan cara meningkatkan kwalitas dan kuantitas shalat fardhu dan sunnah kita, sehingga terlahir individu-individu yang baik, tercipta komunitas yang baik, lingkungan yang aman dan tentram dan negara yang Baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar