Khutbah jum'at, 25 september 2020
PENCERAMAH: PENGEMBAN DAKWAH, BUKAN
RADIKAL
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ
لَهُ,
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ
مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا
فَرِيًّا،
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ
اللهُ،
اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى
اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ
كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke
dalam Islam secara kaffah, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah
setan. Sungguh setan itu musuh nyata bagi kalian (TQS
al-Baqarah [2]: 208).
Alhamdulillah, di hari yang mulia ini, bersama
orang-orang yang insyaallah dimuliakan oleh Allah, kita masih diberi kesempatan
oleh Yang Maha Mulia, Allah SWT berada di tempat yang mulia ini untuk
melaksanakan kewajiban kita shalat Jumat
berjamaah. Shalawat serta salam semoga senantiasa dicurahkan kepada junjungan
alam Nabi Besar Muhammad SAW.
Pertama dan paling utama, marilah kita senantiasa
bertakwa kepada Allah. Melaksanakan seluruh ajaran Islam dan meninggalkan
seluruh larangannya.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Dulu di awal dakwah Islam di Mekkah, Rasulullah SAW
tak kenal lelah menyampaikan dakwah. Jangan bayangkan Rasulullah dengan mudah
mengarungi medan dakwah tersebut. Ada
rintangan, hambatan, gangguan, tantangan, hingga ancaman saat menyampaikan
kebenaran dari Allah SWT.
Orang-orang Qurays saat itu bukan tidak tahu bahwa apa
yang dibawa Nabi SAW adalah wahyu Allah. Mereka sangat tahu. Tapi mereka tidak
ingin peradaban mereka digantikan oleh agama baru yang dibawa oleh Muhammad
SAW. Para pemimpin kafir itu tidak mau
kedudukan mereka sebagai penguasa dan tokoh-tokoh masyarakat pada saat itu
hilang digantikan dengan kepemimpinan Islam.
Maka berbagai serangan diarahkan kepada Rasulullah
SAW. Berbagai julukan ditujukan kepada Nabi seperti dukun, orang gila, hingga
tukang sihir. Mengapa? Agar masyarakat menjauh dari Muhammad SAW dan tidak
mengikuti apa yang dikatakannya. Dan puncak permusuhan itu ketika mereka
bersepakat untuk membunuh baginda Nabi SAW di rumahnya, beberapa saat sebelum
Nabi hijrah ke Madinah.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Dan rasanya, hal yang serupa terjadi di zaman kita,
saat umat Islam sekarang dituduh radikal. Dai-dai harus disertifikasi untuk
mencegah radikalisme. Seolah para dai
ini adalah orang-orang jahat dan menyampaikan hal yang tidak baik di tengah
umat.
Padahal, Islam memerintahkan siapapun berdakwah.
Terlebih lagi para penceramah atau dai, mereka harus menyampaikan ajaran Islam
kepada umat, amar ma’ruf nahi munkar.
Karena itu merupakan kewajiban para da’i untuk
mengajak umat agar mengamalkan seluruh ajaran Islam. Para da’i harus mendorong
umat untuk mengamalkan Islam secara total. Tidak setengah-setengah. Atau membatasi diri hanya menyampaikan
sebagian ajaran Islam seperti shalat, shaum, zakat dan haji saja.
Pada dai wajib mengajarkan terkait muamalah, ‘uqubat (sanksi hukum
Islam), jihad, termasuk ajaran Islam seputar kewajiban menegakkan Syari’at
agama yang lurus ini . Bukankah hal demikian yang diperintahkan oleh Allah SWT
kepada kaum Muslim:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ
كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ
مُبِينٌ
Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke
dalam Islam secara kaffah, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah
setan. Sungguh setan itu musuh nyata bagi kalian (TQS
al-Baqarah [2]: 208).
Terkait ayat di atas, Syaikh Abu Bakar al-Jazairi di
dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa kata “kaffat[an]” bermakna “jami’[an]”.
Artinya:
لاَ يُتْرَكُ مِنْ شَرَائِعِهِ وَ مِنْ أَحْكِامِهِ
شَيْءٌ
Tidak boleh sedikitpun syariah dan hukum Islam itu
ditinggalkan (Al-Jazairi, Aysar at-Tafasir, 1/97).
Lebih lanjut beliau menegaskan maksud ayat di atas:
يُنَادِيْ الْحَقُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عِبَادَهُ
الْمُؤْمِنِيْنَ آمِراً إِيَّاهُمْ بِالدُّخُوْلِ فِي اْلإِسْلاَمِ دُخُوْلاً
شُمُوْلِيَّا بِحَيْثُ لاَ يَتَّخَيَّرُوْنَ بَيْنَ شَرَائِعِهِ وَأَحْكَامِهِ مَا
وَافَقَ مَصَالِحَهُمْ وَأَهْوَاءَهُمْ قَبِلُوْهُ وَعَمِلُوْا بِهِ، وَمَا لَمْ
يُوَافِقْ رَدُّوْهُ أَوْ تَركَوُهْ وَأَهْمَلُوْهُ، وَإِنَّمَا عَلَيْهِمْ أَنْ
يَقْبِلُوْا شَرَائِعِ اْلإِسْلاَمِ وَأَحْكَامِهِ كَافَّةً.
Allah SWT menyeru para hamba-Nya yang Mukmin dengan
memerintah mereka untuk masuk Islam secara paripurna (total). Artinya, mereka
tidak boleh memilah-milah dan memilih-milih syariah dan hukum-hukumnya. Apa
saja yang sesuai dengan kepentingan dan hawa nafsu mereka, mereka terima dan
mereka amalkan. Lalu apa saja yang tidak sesuai dengan kepentingan dan hawa
nafsu mereka, mereka tolak, mereka tinggalkan dan mereka campakkan. Justru
wajib atas mereka menerima seluruh syariah dan hukum Islam (Al-Jazairi,
Aysar at-Tafasir, 1/97).
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Sudah menjadi tugas para dai menyampaikan Islam secara
kaffah. Mereka adalah pengemban dakwah
yang menunaikan tugas mulia yakni amar ma’ruf nahi munkar. Maka, jangan sampai
Anda ikut-ikutan musuh-musuh Islam menuding mereka radikal.
Ingat, tak ada kerusakan negeri ini yang disebabkan
oleh para dai. Buka mata Anda! Kerusakan negeri ini terjadi karena aturan Allah
disingkirkan, hukum-hukum Allah
ditinggalkan, dan diterapkannya
aturan-aturan kufur buatan manusia seperti liberalisme, kapitalisme,
sekulerisme, dan marxisme-sosialisme.
Perhatikan firman Allah:
يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ
وَيَأْبَى اللهُ إِلا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ هُوَ
الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى
الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah
dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, sementara Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan
cahaya-Nya walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukainya. Dialah Yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan
membawa) petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar untuk Dia menangkan atas
segala agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” (TQS
at-Taubah: 32-33).
.
بَارَكَ
الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ
بِمَافِيْهِ مِن الآيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي
هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah
II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِالْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ
وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا
وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar