Hukum mudik dan manfaatnya
Mudik yaitu melakukan perjalanan ke tempat kelahiran atau ke kampung di
mana tempat tinggal pertama kali kita
tempati. Karena kebanyakan kita berasal dari kampung, maka mudik pun
kadang-kadang bisa di sebut pulang kampung. Mudik atau pulang kampung biasanya
di lakukan ketika pada saat liburan panjang seperti libur Hari raya idul fithri
dan idul adha, akhir tahun dan ketika dalam kondisi yang mendesak dan
penting seperti acara pernikahan
keluarga atau ada musibah kematian anggota keluarga. Hukum mudik di dalam islam
sangat di anjurkan dan bahkan bisa menjadi wajib apabila mudik ini tujuannya
untuk menjenguk atau mengunjungi orang tua. Rasulullah Shollallahu ‘alaihi
wa aalihi wasallam bersabda :
رِضَا اللهِ فِى رِضَا الْوَالِدَيْنِ وَ
سُخْطُ اللهِ فِى سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ
“Ridho
Allah terletak pada ridho kedua orang tua, dan murka Allah terletak pada murka
orang tua”
Perasaan orang tua sangat peka kepada anak-anaknya, dan sangat wajar
jika orang tua teramat sangat merindukan dan ingin sekali di kunjungi oleh
anak-anaknya, apalagi anaknya yang tinggal jauh dari kedua orang tua atau
merantau jauh dari kampung halaman. Jika orang tua senang, maka Allah pun akan
senang kepada kita, jika kita mendapat restu dan ridhonya orang tua, maka Allah
pun akan senang dan ridho kepada kita. Dari sinilah keberkan hidup akan kita
dapatkan. Teringat sebuah ungkapan ulama besar KH. Nurul Anwar, Lc. Beliau
mengatakan “ jika berbakti kepada Orang tua, maka keberkahan hidup akan
didapatkan, jika berbakti kepada kepada guru, maka keberkahan ilmu yang akan di
dapat”.
Di dalam mudik atau pulang kampung terkandung nilai-nilai silaturrohim.
Dan tentunya sillaturrohim ini ada manfaatnya, yaitu :
1. 1. Memperlancar rizki
Rasulullah Shollalllahu ‘alaihi wa aalihi wasallam
bersabda :
مَنْ اَحَبَّ اَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى
رِزْقِهِ وَ اَنْ يُنْسَأَلَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Siapa
orang yang di lancarkan rezekinya dan dipanjangkan usia nya, maka sambung lah
tali sillaturrohim”
2. 2. Memperpanjang usia. Sebagaimana hadits nabi di atas. Kematian seseorang
sudah ditentukan oleh Allah waktunya.
Namun kita semua tidak ada yang tau kapan kematian datang. Mudik
merupakan amal sholeh atau kebaikan. Kebaikan buat yang mudik dan amal sholeh
juga buat yang di kunjungi. Bertemu dengan orang tua dan sanak keluarga
pastinya melepas kerinduan, saling curhat dan saling cerita, dari sinilah akan
menghilangkan beban-beban pekerjaan, rasa penat dan problem yang menghantui
pikiran, otak jadi fresh kembali dan rileks kembali, maka akan timbul sehat dan tidak mudah sakit, dan tentunya insyaAllah usia jadi panjang.
3. 3. Kembali melakukan aktifitas akan menjadi lebih bersemangat.
4. 4. Menyadari bahwasanya kemanapun kita pergi merantau, pasti akan kembali
ke tempat kelahiran. Oleh karena itu, kita tidak boleh melupakan siapa diri
kita dan siapa keluarga kita, sehingga kita terhindar dari sifat sombong.
5. 5. Kita merantau memiliki tujuan, tujuan merantau tentunya ingin
memperbaiki kehidupan. Kita mudikpun ada tujuan yaitu bersillaturrohim. Dari
sinilah kita harus memahami hakikat kehidupan, bahwasanya kita hidup di dunia
pasti akan menuju ke tempat tujuan. Tujuan dari hidup kita adalah ujung-ujungnya
alam akhirat dengan melewati beberapa proses yaitu alam kubur, alam
kebangkitan, alam makhsyar, mizan, shirotol mustaqim, lalu tempat terakhir nya
adalah syurga atau neraka. Karena tujuan kita hidup yaitu sa’idun fi dunya
wa sa’idun fil akhiroh yaitu bahagia di dunia dan bahagia di akhirta, maka
perbanyaklah amal kebaikan sehingga di akhirat kelak kita pantas memasuki surganya
Allah yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan.
Inilah beberapa manfaat mudik yang penulis sampaikan.
Semoga bermanfaat.